1.
Pekerjaan dan waktu luang
A. Mengubah
Sikap Terhadap Pekerjaan
Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang
menarik dalam kajian psikologi, karena sikap sering di gunakan untuk
meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan; kelompok; bahkan tingkah
laku suatu bangsa. Salah satu hal yang menarik dari perilaku manusia yang
membuatnya menjadi kompleks adalah sifat deferensial. Seseorang dapat berespon
tertentu dalam menghadapi stimulus atau objek pada suatu saat, tetapi dapat pula
berespon yang lain pada saat yang berbeda. Sejumlah ahli telah mencoba
memberikan definisi sikap, dan sangat beragam definisi yang mereka
kemukakan. Tetapi sekurang-kurangnya ada dua definisi yang masih cukup dominan
sampai saat ini, yaitu definisi yang di kemukakan oleh Gordon W.
Allport (1935) dan definisi dari David Krech beserta Richard S. Crutchfield
(1948). Allport melihat sikap sebagai: “… a mental and nueral state
of readinnes, organized through experience, exerting adirective or dynamic
influence upon the individual’s respone to all objects and situations with
which it is related”. Dari batasan yang ia kemukakan terlihat bahwa
Allport menekankan akan pentingnya pengalaman masa lalu dalam membentuk sikap.
Sedangkan definisi dari Krech dan Cruitchfield lebih menekankan pada pengalaman
subyektif seseorang pada masa sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
pada definisi mereka yang melihat sikap sebagai: “.. an enduring
organization of montivational, emotional, perceptual and cognitive processeswith
respect to some aspects of individual’s world”.
Mendefinisikan nilai pekerjaan
Pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah
itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan pada manusia sebagai akibat dari
dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Sehubungan dengan
kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap
kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk menyukai pekerjaan. Pandangan
yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak
mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang,
misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang
mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang
insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum”
atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
Yang di cari dalam pekerjaan :
1. Menafkahi keluarga.
2. Mencari pengalaman.
3. Mengasah keahlian dan
ketrampilan.
4. Mencari status untuk
mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat.
5. Mencari kesenangan dan
arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu.
Fungsi psikologis dari pekerjaan:
Kerja mulai dipahami sebagai
tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki
untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan
finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa
dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya
orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat
yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga,
secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang
saling mendukung. Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir
tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan
dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar
sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang
sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan
kemampuan bawaan.
B.
Proses Dalam Memilih Pekerjaan
Seorang individu membutuhkan
pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Biasanya
mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu untuk bekerja dengan baik
bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan
pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada
jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan
tidak lupamempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. Sebelum di
tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon
tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh
pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang
benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak
perusahaan. ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga
kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat
lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes
(wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan
wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan
Fase-fase identitas pekerjaan:
Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak
karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana
anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka bersikap
terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase
remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase usia
selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
Apalagi tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
C.
Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Memilih pekerjaan yang tepat memang
perlu proses, bukan hanya disandarkan akan adanya peluang tapi juga berdasarkan
kemampuan dan bakat yang anda miliki. Salah satu cara untuk memilih
pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan kepribadian.
Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih pekerjaan
yang cocok untuk anda :
1. Konvensional yaitu memiliki
kepribadian yang menyukai dengan aturan, prosedur tetap, jadwal, instruksi
ketimbang harus berfikir dengan ide kreatif. Pekerjaan yang tepat untuk pribadi
konvensional ini adalah akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan,
perencana keuangan, dan penulis teknis.
2. Realistik adalah orang
yang menyukai hasil akhir, menyukai persoalan dan masalah yang harus
dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan
mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Pekerjaan yang baik untuk tipe realistik
adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.
3. Sosialis yaitu orang
yang senang dengan kegiatan sosial membantu penderitaan orang banyak. Mereka
pandai berkomunikasi, bekerjasama dengan team dan merasa nyaman dalam berinteraksi
dengan orang lain. Pekerjaan bagus adalah pelatih pribadi, psikolog sekolah,
bimbingan siswa, guru, relawan dan motivator.
4. Penyelidik merupakan orang yang senang
bekerja sendiri, menyelidiki sesuatu, menggunakan logika, menyelesaikan masalah
dan misteri, menyatukan masalah yang tercerai, presisi, dan ilmu pasti. Profesi
yang tepat yaitu analis sistem komputer, optometris, profesor ilmu
alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
5. Wirausahawan yaitu orang yang
pandai melihat peluang dan berani mengubahnya untuk suatu keuntungan. Pribadi
wirausaha selalu action apabila melihat peluang dan merekapun memiliki
kemampuan memimpin dan mengorganisir sumberdaya. Pekerjaan yang cocok adalah
agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur
program, sales manager dan pastinya membuat usaha sukses sendiri.
D.
Penyesuaian Diri Dalam Pekerjaan
Dawis dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian
bekerja sebagai “proses berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha
untuk mencapai dan mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada
dua komponen utama untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas
memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness). Kepuasan
mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan dipenuhinya
pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut penilaian orang lain,
dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
- Menjelaskan Tentang Kepuasan Kerja
a. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction
is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”.
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami
[pegawai] dalam bekerja
b. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan
kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa
kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi
dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek
seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain,
penempatan kerja, dan struktur
organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya
antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
c. Taufik Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
d. Angga Leo : Kepuasan itu terjadi apabila
kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat
kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka
yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat
dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama,
kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota
masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh pegawai.
- Menjelaskan Tentang Perubahan Dalam Persediaan dan
Permintaan, dan Berganti Pekerjaan
1. Keluar (exit) -> Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (voice) -> Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi,
termasuk memberikan saran perbaikan.
3. Mengabaikan (Neglect) -> Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Termasuk
misalnya sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (loyalty) -> Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.
E.
Waktu Luang
Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain:
Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa
dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk
melaksanakan kewajiban sehari-hari.
Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur. Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai sesuai keinginannya.
Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur. Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai sesuai keinginannya.
- Menjelaskan Bagaimana Menggunakan Waktu Luang Secara
Positif
Memiliki waktu
luang sangat menyenangkan. Akan tetapi, waktu luang yang tak tertata bisa
membuat kita stres. Bermalas-malasan atau membuang waktu luang biasanya tak
menciptakan rasa bahagia. Anda mungkin malah merasa bersalah dan boros. Ini
membuat kita semakin stres. Untuk mengatasi hal itu, kita hanya butuh
merencanakan dengn baik apa yang akan kita lakukan di waktu luang, hendaknya
diisi dengan kegiatan-kegiatan positif.
Pertama-tama kita harus merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita, kita harus menentukan tujuan kegiatan kita, tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang positif. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Pertama-tama kita harus merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita, kita harus menentukan tujuan kegiatan kita, tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang positif. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
2.
Self Directed Changes
Self-directed
changes adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa
mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang
mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri.
- Konsep
dan Penerapan Self Directed Changes
Mahasiswa
mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui
tahapan:
1.
Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan
diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu
dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan
oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya
motivasi internal serta belajar yang efektif.
2.
Menetapkan tujuan
Dimaksudkan
untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti
dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin
dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan
hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di
masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3.
Pencatatan perilaku
Menguatkan
perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang
pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang
mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah
dilakukan.
4.
Menyaring anteseden perilaku
Bisa
membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih
siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku
membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan
strategi.
5. Menyusun
konsekuensi yang efektif
Pemahaman
dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam
melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang
dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi
aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6.
Menerapkan perencana intervensi
Membawa
perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman
nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam
arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses
pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
7.
Evaluasi
Faktor
yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor
penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses
maupun hasil pembelajaran.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja
http://anyoo.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
http://kurniawan008.wordpress.com/2012/04/26/mengubah-sikap-terhadap-pekerjaan/
Nama:
Natalia Shintia
Kls/NPM :
2 Pa 12/ 15512251