Rabu, 26 Maret 2014

Teori Kepribadian Sehat



Aliran Psikoanalisis
Bapak psikoanalisis adalah Sigmund Freud dilahirkan di Moravia tanggal 6 mei 1939 dan meninggal di London pada tanggal 23 september 1939. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin menjadi ahli ilmu pengetahuan tahun 1873 freud masuk ke fakultas kedokteran Universitas WINA dan tamat pada tahun 1873 . Menurut Freud , perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia . Tujuan psikoanalisis dari Freud adalah membawa ketingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran yang di tekan , diasumsi
sebagai sumber perilaku yang tidak normal dari pasiennya. Psikoanalisi merupakan bentuk utama psikoterapi. Pasien tiduran di kursi panjang dan tidak bertatap muka dengan terapis . Pasien menghadapi pikiran dan perasaan sendiri dan pasien memproyeksikan pikiran dan perasaannya. a) . mengalami perasaan dan emosinya sendiri bersamaan b). mensubjektifkan perasaan pada hal dalam ego pengamatan sendiri .
Tahun 1895 Freud dan Breuer “Studies on hysteria” dipandang sebagai permulaan . Tahun 1901 Freud mempublikasikan bukunya “The Psychopathology of everyday life” yang berisi deskripsi yang sekarang di kenal dengan Freudian slip kehidupan sehari-hari baik orang yang normal maupun orang yang neurotik keadaan tidak sadar.  
Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang di kembangkan oleh Sigmnd Freud dan para pengikutnya , sebagai stugi fungsi dan perilaku psikologis manusia . 
Kepribadian Sehat Psikoanalisa :
Ø Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak
Ø  Individu bersifat egois , tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan
Ø  Manusia sebagai ho,o valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
Ø  motif-morif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
Ø  Manusia di dorong oleh dorongan seksual agresif 

Pendekatan Psikoanalisis / Psikodinamik
Pendekatan Psikoanalisis atau psikodinamik bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor intrapsikis ( konflik tak sadar, represi ,mekanisme defensive ) yang mengganggu penyesuaian diri. Menurut Freud , seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar , melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya . pendekatan mengutamakan isi ketidaksadaran seseorang. Aspek kepribadian adalah ego-id-Superego (Freud) , persona-ego-shadow-archetype (Jung), jenis orientasi moving toward-away-againts (Horney),Inferiority-compensation (Adler).
Id adalah kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia disebut pusat insting (hawa nafsu). Insting disebut insting kehidupan /eros , misalnya dorongan seksual , segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu.
Ego mediator antara hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistic . menyebakan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional. Ego berkerja berdasarkan Prinsip Realitas . misalnya, ketika Id mendesak anda membalas ejekan dengan ejekan lagi, Ego segera memperingatkan anda bahwa lawan bicara anda adalah “Bos” yang dapat memecat anda. Jika anda mengikuti desakan Id, maka anda akan konyol . setelah itu anda akan ingat , bahwa bahaya jika anda berani melawan pimpinan anda.
Superego adalah hati nurani ( conscience ) merupakan internalisasi dari normal social dan cultural masyarakat . Superego memaksa Ego untuk menekan hasrat tidak berlainan kealam bawah sadar. Baik Id atau Superego berada di bawah sadar , Ego berada di tengah antara memenuhi desakan Id dan peraturan superego . Untuk menghindari ketegangan , konflik atau frustasi , Ego secara sadar menggunakan mekanisme pertahanan Ego yaitu dengan Mendistorsi Realitas.  
Pendekatan psikoanalisis bertujuan mengungkap hal-hal yang tersembunyi atau tak sadar, yaitu pengalaman masa lalu yang traumatik atau yang menimbulkan fiksasi. Menurut pendekatan psikoanalisis suatu simtom adalah manifestasi dari suatu defense yang berkembang dalam individu yang bersangkutan . Pada kasus R yang acuh dan menyendiri, defense – nya adalah menghindar . latar belakang pemikiran psikodinamik, psikolog akan menggunakan tes proyeksi yang mengungkap konflik intrapsikis yang terjadi pada R.
Seseorang menjadi sakit atau terganggu bila terlalu banyak mengalami represi . Menjadikannya seseorang yang sehat , ia harus mengurangi represi, mengurangi isi ketidaksadaran yang mengganggu , dengan jalan lebih menyadari apa yang ada di dalam dirinya .

Pendekatan psikoanalisis / psikodinamik
 



Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.  

Dalam psikologi Freud, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.

Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.
Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT BEHAVIORISTIK
Perbedaan Psikoanalisa dan Behavioristik
Ø  Psikoanalisa
Tokohnya adalah Freud, aliran ini melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. manusia dianggap sebagai sakit atau pincang, manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
Ø  Behavioristik
aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
·           Behaviorisme
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian sehat menurut Behavioristik
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
Mementingkan faktor lingkungan
Menekankan pada faktor bagian
Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu


Aliran Humanistik

 

Memahami dan menjelaskan pandangan aliran Humanistik dalam tentang kepribadian yang sehat serta mampu membedakan aliran Psikoanalisa,Behaviortistik dan Humanistik tentang kepribadian yang sehat
Ahli-ahli psikologi pertumbuhan kebanyakan memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang di gambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanisik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisismemberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritikini adalah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditemtukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang megikuti ajaran-ajarannyamemepelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidakberbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja, segi-segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis tentang kodrat manusia. Kita dilihat oleh para behavioris sebagi orang-orang yang memberikan respons secra pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang, dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui dan kebenaran-kebenaran setengah-setengah, dan sudah pasti merupakan suatu metode dan juga khayalan. Seperti telah diketahui, konsep itu menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia.


Pendapat Allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.

Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan – pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :

1. Perluasan Perasaan Diri 
Ketika orang matang, dia mengembangkan perhatian – perhatian di luar diri. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri, harus berarti sesuatu bagi orang itu. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis.

2. Hubungan diri yang hangat dengan orang – orang lain 
Allport membedakan dua macam kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain ; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner,dll. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraannya. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia.

3. Keamanan Emosional

Sifat dari kepribadian sehat ini meliputi beberapa kualitas, kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi serta mengontrol emosi-emosi mereka.

4. Persepsi realistis

Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat menerima relaita sebagaimana adanya.

5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas

Komitmen dalam orang-orang yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan.

6. Pemahaman diri

Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain.

7. Filsafat hidup yang mempersatukan

Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.  

Pendapat  Carl Rogers 
Menurut Rogers : Memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
Perkembangan kepribadian “self”
Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhya
1.      PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN “SELF”
Roger bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi. 

Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. 
Rogers mempunyai konsepsi-konsepsi pokok didalam teorinya, yaitu:
·         Organism, yaitu keseluruhan individu
·         Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman dan
·         Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”. 

Self  mempunyai beramacam-macam sifat:
a.       Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b.      Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
c.       Self mengejar keutuhan/kesatuan.
d.      Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e.       Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f.       Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
Saat kecil, anak-anak mulai membedakan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Anak-anak mulai menambahkan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuannya untuk membedakan antara apa yang menjadi milik dan benda yang dilihat, diraba, didengar dan dicium ketika dia mulai membentuk suatu gambaran tentang siapa dirinya. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri’ (self concept)

Sebagian dari self concept, anak juga mengambarkan dia akan menjadi apa dan siapa. Gambaran itu terbentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati orang lainterhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran diri yang konsisten.
 

2. PERANAN POSITIF REGARD DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN INDIVIDU
Positive regard, suatu kebutuhan yang memaksa, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau menerima kasih sayang dan cinta dari orang lain (ibunya), tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Anak itu akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat, tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik. 

Dalam hal ini, anak menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan. Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang-orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi-diri.  

Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan diri positif bersyarat” (conditional positive regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak itu dan diterapkan kepada dirinya.
 3. CIRI-CIRI ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni keribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arahan bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Hal kedua dari aktualisasi diri adalah aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Hal ketiga tentang orang-orang yang mengaktualissikan diri, yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tida bersembunyi dibelakang topeng yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunikan sebagian diri mereka. 

Rogers tidak percaya bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri hidup dibawah hukum-hukum yang diletakkan orang-orang lain. Arah yang dipilih, tingkah laku yang diperlihatkan, semata-mata ditentukan oleh individu-individu mereka sendiri. Rogers juga memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya.
 
a)    Keterbukaan Pada Pengalaman
Seseorang yang terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Tak satu pun yang harus dilawan karena tidak satu pun yang mengancam. Jadi, keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. 
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (kebahagiaan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.
b)   Kehidupan Eksistensial 
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu ada kegembiraan karena setiap saat pengalaman tersingkap. Orang yang berfungsi sepenuhnya jelas dapat menyesuaikan diri karena struktur-diri terus-menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru. Kepribadian yang demikian itu tidak kaku dan dapat diramalkan.
 
c)   Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri 
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya.
 
d)   Perasaan Bebas 
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa masa lampau.
 
e)    Kreatifitas 
Orang-orang yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas untuk menanggulani perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana ilmiah.

 
Pendapat  Abraham Maslow
Teori Kepribadian Abraham Maslow 
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat. 
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita ini tidak menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan stabilitas sama sekali tidak ada.
c. Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak. 
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan. 
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian. Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.

 
Pendapat  Erich Fromm
 
Menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1) Penerimaan (receptive)
2) Penimbunan (hoarding)
3) Penjualan/pemasaran (marketing)
4) Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif (productive)
Dari kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.

Masyarakat yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta persaudaraan
2) Cinta keibuan
3) Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
Ø  mampu mencintai dan dicintai,
Ø  mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
Ø  mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
Ø  mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
Ø  memiliki watak sosial yang produktif.

Sumber :
-) http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id 
-) Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
-) Saleh, Julianto.Jurnal Al Bayan Vol.7 No. 7 Januari – Juni 2003. Hirarki Kebutuhan Maslow Menurut Abraham Maslow : Aplikasi terhadap Klasifikasi Mad’u dalam Proses Dakwah.
-) Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius 
-)http://2.bp.blogspot.com /2yrmjWLnsCQ/TAPPYADk_jI/AAAAAAAABc0/AYE6_BTRQ2I/s1600/Carl_Rogers.jpg
-) http://psyche2nest.wordpress.com/2012/04/26/teori-kepribadian-sehat/
-) http://mlymutz.blogspot.com/2009/10/kesehatan-mental-teori-kepribadian.html
-)http://moethya26.wordpress.com/2011/03/17/konsep-sehat-kepribadian-sehat-psikoanalisa-dan-behavioristik/
-) Rochman, Kholil. 2010. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press
-) Feist,J & Feist; 7 (2012).Theory of Personality.Boston : Mc Graw Hill.
-) Suryabrata, Sumadi, 1986. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. Rajawali
-) Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma BUKU kepribadian tentang perbedaan-teori-kepribadian-sehat.
-) Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
-) Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
-) Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.